Blogroll

| Gabung dalam Komunitas Kami :  

Jam

Arsip Blog

About

Selasa, 15 Maret 2011

Tips Gaya Pacaran yang Sehat biar Aman

Di jaman ini pacaran telah menjadi semacam life style/ gaya Hidup baru bagi remaja dan merupakan hal yang lumbrah. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah,
remaja belum memiliki orietasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtunaya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja.
CELAKANYA, Gaya pacaran remaja di zaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semustinya mereka lakukan.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.
Pacaran sehat adalah suatu proses pacaran dimana keadaan fisik, mental dan sosialnya dalam keadaan baik. Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum hawa. Pada intinya dilarang kontak dalam bentuk kekerasan fisik. Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan pasangan agar tetap sehat juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya menguntungkan satu sama lain.
Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif.
Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.
Pacaran itu tak mengikat
Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan malam selalu bareng bersama pacar, bisa bahaya lho!! Bisa-bisa nggak punya teman. Dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau seperti itu kan??Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya… Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.
Seks saat Pacaran??? Jangan dulu deh..
Secara biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme. Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam berpacaran tentunya sangat diperlukan.
Apa saja yang mempengaruhi perilaku seksual remaja??
1. Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang
2. Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
- Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
- Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
- Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
- Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. It’s depend on you guys!!!
Pengaruh buruk pacaran tak sehat apa aja sih??
- Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
- Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
- Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
- Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
- Terkena penyakit menular seksual (PMS)
- Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
- HIV/AIDS
- Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
- Meninggal dunia
TIPS pacaran sehat
Jika tak ingin pacaran tak sehat terjadi pada dirimu maka beberapa hal yang perlu kalian resapi dan pertimbangkan diantaranya:
- Kasih sayang, setia
- Jangan melakukan tindakan kekerasan
- Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
- Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
- Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
- Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang –bersama
- Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
- Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
- Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).
Untuk menjaga hubungan pacaran kalian menjadi tetap awet dan aman kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang akan kita lakukan ada dasar dan jelas tujuannya. Dalam pacaran, bukan tak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Hal tersebut wajar saja, asalkan bisa tetap saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing. Sikap saling pengertian sangat diperlukan dalm proses ini. Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tak bisa mengkomunikasikannya dengan baik.

Senin, 14 Maret 2011

HOMOSEKSUALITAS

JELI TERHADAP TANDA-TANDA AWAL

Apakah homoseksualitas itu?
Adalah bila seseorang memilih sesama jenis sebagai pasangan
seksualnya.
Apa penyebab
homoseksualitas?
Sampai sekarang belum ada
kesepakatan yang mutlak mengenai
penyebab homoseksual. Ada yang
mengatakan karena bawanan anak sejak
lahir, ada yang mengatakan karena
diturunkan oleh orang tuanya, dan ada
juga yang mengatakan homoseksual
berhubungan dengan ketidakseimbangan
hormon. Penelitian juga
belum dapat menemukan dengan pasti
pada usia berapa kecenderungan
homoseksualitas mulai berkembangan
dalam diri seseorang.
Bagaiamana orang tua menangkap tanda-tanda
homoseksualitas?
Memperhatikan tanda-tanda dari penampilan anak. Kalau anak laki-laki
gemar berpakaian atau menggunakan aksesori yang feminin, berarti
ada kecenderungan ia kewanita-wanitaan. Barangkali ia lebih banyak
berperilaku selayaknya sebagai perempuan dari pada sebagai laki-laki.
Kecurigaan orang tua juga bisa berdasarkan tanda lain, seperti sikap tubuh, gerakan tangan yang terlalu lembut untuk anak laki-laki. Tetapi
tanda ini tidak begitu jelas. Namun jika anak laki-laki senang
berpakaian perempuan, maka itu merupakan tanda yang cukup jelas
bahwa anak mereka sedang dalam proses awal homoseksualitas.
Bagaimana homoseksualitas pada perempuan?
Tanda-tanda homoseksualitas pada perempuan, atau disebut
lesbianisme, lebih sulit dideteksi lebih awal. Anak perempuan lebih
leluasa melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh anak laki-laki.
Anak perempuan dapat mengenakan celana pendek dan bermain
permainan anak laki-laki tanpa mengundang perhatian dan celaan
orang lain. Meskipun demikian tanda-tandanya masih dapat dilihat
melalui perbedaan fisik dan pergaulannya. Umumnya mereka bergaul
hanya dengan teman-teman perempuan dan kurang suka
bersosialisasi dengan anak laki-laki.
Pada tahap mana orang tua perlu waspada remaja
mereka terjerumus dalam praktek homo atau lesbian?
Remaja yang terus menerus bergaul dengan teman sejenisnya dan
kurang tertarik melakukan pergaulan dengan teman lawan jenisnya.
Teman dekat yang “cocok” memang wajar saja, tetapi orang tua harus
tetap waspada kalau mereka menjurus pada kecenderungan
homoseksual.
Pada titik ini, bila tidak segera dilakukan tindakan, mereka akan
terjebak menjadi homoseksual dan benar-benar tidak dapat tertarik lagi
pada lawan jenis. Jadi sebelum ini terjadi, orangtua dapat menolong
dengan memperluas pergaulan anak remaja mereka yang terbatas.
Orang tua perlu juga membesarkan hati anak remaja mereka dan
mengatakan bahwa mereka hanya sedang melewati satu tahap perkembangan.
Bagaimana sikap orang tua setelah mengetahui anak remajanya homoseksual?
Ada godaan yang sangat kuat di kalangan orangtua untuk menolak
anaknya yang abnormal. Namun demikian, memarahi dan mengusir
anak remaja yang abnormal bukanlah cara yang efektif.

Orangtua harus berusaha memahami:

♦ kebutuhan anak, apa yang diperoleh (atau yang terpuaskan)
ketika mereka menjalin hubungan dengan teman sejenis;
♦ berapa umur remaja ketika itu (ingat makin dini penanganan
semakin besar kemungkinan anak tersebut kembali normal);
♦ mengapa ia mulai tertarik pada hubungan semacam itu;
♦ kapan mulai tertarik;
♦ seberapa jauh hubungan itu?

Kapan orang tua harus mendekati anak remajanya
yang homoseksual?
Sejak dini lebih baik. Ketika baru mengetahui, orang tua biasanya
bereaksi negatif. Namun untuk menghindari perkembangan yang lebih
buruk, lebih baik orang tua secepatnya mengatasi perasaan negatifnya
(marah, sedih, bersalah dan lain sebagainya). Orang tua perlu
dibimbing untuk berpikir dan menyadari bahwa jauh lebih baik
mendekati kembali anak daripada menolaknya.
Sekali lagi, sangat penting bagi orangtua untuk menyatu dengan anak,
sesuatu yang sangat mendasar dalam hubungan orangtua-anak.
Yang penting, sejak awal orang tua mengikuti masalah anak. Semakin
awal mengetahui masalah anak, semakin mudah bagi anak untuk
berubah. Homoseksualitas selama remaja bisa jadi hanya fase yang
harus dilalui. Remaja bisa berhenti dan bisa juga tidak berhenti untuk
menjadi homoseksual seumur hidup.
Bantuan orang tua yang terus menerus, terkadang bisa membuat anak
yang cenderung homoseksual tumbuh menjadi orang dewasa yang
heteroseksual.
Apakah salah orang tua kalau anak remaja mereka
menjadi homoseksual?
Tak ada ayah atau ibu yang membesarkan anaknya menjadi
homoseksual. Tetapi terkadang karena masalah seksual atau masalah
emosi orang tua sendiri yang tak terselesaikan, tanpa disadari telah
mendorong anaknya menjadi homoseksualitas. Jadi penyuluh perlu
mengingatkan orang tua bahwa masalah seksual orang tua yang tidak segera diselesaikan dapat mempengaruhi perkembangan seksual
anak remaja mereka.
Sebagai contoh ibu di dalam rumahtangga yang selalu tertekan oleh
karena perlakukan ayah (sangat kasar) dapat saja mendorong remaja
perempuan membenci laki-laki dan lebih tertarik dengan perempuan
lainnya.
Bagaimana sebaiknya sikap orang tua agar anak tidak
menjadi homoseksual?
Anak laki-laki pasti akan jadi tumbuh menjadi laki-laki heteroseksual
bila ayah mereka mencintai anak laki-lakinya. Seorang ayah yang suka
mengajarkan dan mengajak anak laki-lakinya melakukan kegiatan dan
tugas-tugas yang biasa dilakukan laki-laki; dan yang selalu mendukung
gagasan dan kegiatan anak laki-lakinya adalah jaminan anaknya tidak
akan menjadi homoseksual.
Ayah yang menunjukkan kehangatan dan kepeduliannya terhadap
kesejahteraan anak laki-lakinya, serta ikut menikmati kegiatan
bersama anaknya, akan mengembangkan perasaan puas atas
perannya sebagai laki-laki. Kelak, anak laki-laki akan merasa nyaman
dengan lawan jenisnya.
Demikian pula sebaliknya hal yang sama seperti di atas perlu
dikembangkan oleh seorang ibu terhadap anak (remaja)
perempuannya.

Bagaimana jika orang tua terus menerus merasa
terganggu dengan keadaan anaknya yang
homoseksual?

Jika tidak yakin bagaimana menghadapi homoseksualitas anaknya
dengan cara mereka sendiri, maka orang tua harus segera mencari
bantuan profesional. Saat orang tua mengetahui anaknya
homoseksual, perasaan orang tua terhadap anaknya menjadi kacau,
sehingga orang tua tidak lagi dapat bersikap rasional terhadap anak
remajanya.
Keterlibatan seorang ahli dapat membantu orang tua menata kembali
perasaan mereka terhadap homoseksualitas dan anak-anak mereka.
Demi anak-anak mereka, perlu bagi orangtua yang kesulitan menerima
anak mereka yang homoseksual untuk benar-benar merasa nyaman
dengan homoseksualitas.

GENG:
MELINDUNGI ANAK REMAJA DARI PENGARUH
NEGATIF
Bagaimana anak remaja memandang teman-teman
sebaya dan sejenis?
Bagi remaja teman-teman seumur dan sejenis menjadi sangat penting.
Hal ini berlaku pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Mereka
berpakaian sama, melakukan hal yang dilakukan juga oleh temanteman.
Bagi anak perempuan, teman adalah sumber informasi seks,
selain sumber informasi hal-hal lain. Sementara ‘geng’ anak laki-laki
merupakan sumber istilah-istilah seks.
Orangtua tidak boleh cemburu terhadap kedekatan hubungan anak
mereka dengan teman-temannya. Bagaiamanapun juga, anak-anak
masih mencari ayah dan ibunya jika perlu informasi yang dapat
dipercaya, khususnya jika keluarga telah terbiasa ngobrol-ngobrol soal
seks, seperti membicarakan hal-hal yang lain.
Mengapa remaja terkesan tidak lagi membutuhkan
orang tuanya juga mereka punya geng?
Karena mereka menganggap geng adalah segalanya yang dibutuhkan.
Teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat pada diri anak.
Namun demikian persetujuan orang tua tetap sangat perlu, karena
akan mengembangkan rasa percaya diri remaja.
Bagaimana sebaiknya sikap orang tua?
Karena orang tua cukup sukar terus mengikuti perkembangan geng,
maka sebaiknya orang tua tetap memperhatikan anak dan bukan
mengalihkan perhatian. Kewaspadaan tetap dijaga meskipun tidak selalu bersama teman-teman anaknya.
Beberapa hal berikut ini perlu dilakukan oleh orang tua:
♦ mengetahui siapa teman-teman anak mereka;
♦ mengetahui pendapat teman-teman anak mengenai apa yang
benar-salah, harus/perlu tidak harus/perlu;
♦ mencari tahu apa saja yang disukai dan apa cita-cita mereka;
♦ ke mana anak dan gengnya pergi, kegiatannya dan kapan anak
sampai rumah.

Perlu diingatkan kepada orang tua bahwa bagaimanapun aturanaturan
harus tetap ditegakkan diterapkan dengan tegas di rumah.
Namun demikian, dalam menangani hal di atas, kembali harus
dilakukan dengan memandang anak sebagai sahabat bukan secara
oritoter. Ajaklah anak untuk berdiskusi dan secara bersama-sama
menetapkan aturan-aturan
tertentu.
<b>Bagaimana caranya
agar orang tua tetap
dapat mengikuti
kegiatan anak remaja
dan gengnya?

Selain memberi
keleluasaan, orang tua juga
perlu menyeimbangkan
dengan disiplin. Orangtua
harus mendorong anak-anak mereka untuk mengajak teman-teman mereka main ke rumah sesering mungkin; teman-teman anak mereka
harus merasa benar-benar diterima.
Dengan cara itu, orang tua mengetahui pasti dimana anaknya berada
dan apa yang dilakukan. Untuk sedikit melonggarkan ikatan dengan
“geng mereka, orangtua harus juga melibatkan anak-anak mereka
merencanakan kegiatan keluarga.
Bagaimana bila anak menolak mengikuti kegiatan
(aturan) keluarga?
Orang tua perlu menyadari mengapa anak begitu. Terkadang anakanak
begitu tergantung pada gengnya. Lakukan diskusi terbuka
dengan anak. Hanya dengan menyadarkan anak tentang berbagai nilai
yang harus diikutinya bukan karena ia takut atau terpaksa maka akan
tumbuh kesadaran dalam diri anak (remaja) mana yang baik dan tidak
dan kemudian akan timbul keseimbangan dalam diri mereka tentang
kebutuhan akan geng dan keluarga.
Apa bahayanya geng pada anak remaja?
Ada anak merasa sangat terganggu bila mereka kurang dukungan dan
perhatian dari orang lain (dari teman-teman). Untuk itu, terkadang
anak-anak melakukan tindakan yang menyimpang, termasuk cobacoba
hubungan seks hanya sekedar agar dapat diterima dan disanjung
“geng”nya. Sesungguhnya mereka tidak mencari pengalaman seksual
tetapi dukungan dari “geng” melalui hubungan dengan lawan jenis.
Bila terjadi hal yang tidak diinginkan, dapatkah orang
tua menyalahkan teman-teman anaknya?
Tidak bisa. Salah satu kesalahan besar yang dilakukan oleh orangtua
adalah menyalahkan teman-teman anaknya. Hal ini hanya akan
mendorong anak lebih dekat pada teman-temannya. Dari pada terus bertanya-tanya dalam hati apakah anak masuk dalam kelompok yang
buruk, lebih baik orang tua berusaha memahami mengapa anak
memilih kelompok itu. Sekali lagi mendiskusikan secara terbuka
dengan anak merupakan jalan terbaik untuk mencari solusi.

MENSTRUASI DAN MIMPI BASAH

MENGINFORMASIKAN DAN MENDISKUSIKAN

Apa yang perlu diketahui orang tua dan anak remaja
mengenai menstruasi?
Menstruasi atau haid adalah proses alami, bukan penyakit ataupun
bencana.
Memang, awal menstruasi merupakan kejadian penting dalam
kehidupan seseorang, dalam banyak kebudayaan dilakukan upacara
tradisional. Namun
sekarang dengan
kurikulum sekolah,
atau dari sekedar
“ngobrol” dengan
teman-teman anak
remaja, khususnya
anak perempuan,
sudah punya sekelumit
informasi mengenai
menstruasi.
Pertanyaannya,
adalah, apakah
informasi itu benar dan
tidak dilebih-lebihkan?
Jadi orang tua perlu
dibekali informasi yang
benar mengenai
menstruasi.

Apa itu menstruasi?
Menstruasi merupakan pelepasan darah dan cairan encer dari uterus
melalui vagina. Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti sesaat
waktu hamil atau menyusui, dan berakhir saat menopause, ketika
seorang perempuan berumur sekitar 40 sampai 50an.
Kapan menstruasi terjadi?
Ada anak perempuan yang menstruasi lebih dulu, pada umur 9 tahun,
ada pula yang belakangan, atau paling lambat umur 16 tahun. Bisa
terjadi seperti ini karena proses pertumbuhan satu dengan orang lain
berbeda. Menstruasi biasanya terjadi setelah buah dada mulai
membesar, rambut tumbuh di seputar alat vital dan di ketiak, dan
vagina mengeluarkan cairan keputih-putihan.
Berapa lama masa menstruasi berlangsung?
Rata-rata masa menstruasi berlangsung empat sampai lima hari.
Namun ada juga yang mengalami haid hanya tiga hari, ada juga yang
sampai satu minggu.
Apakah menstruasi terjadi berulang-ulang?
Ya, Menstruasi adalah siklus dari serangkaian perubahan yang terjadi
berulang-ulang pada organ reproduksi perempuan. Perubahanperubahan
ini terjadi hanya ketika perempuan tidak hamil atau tidak
sedang menyusui. Perubahan ini terjadi karena sel telur menjadi
matang, dan karena tidak dibuahi, dilepaskan oleh indung telur
(disebut juga ovulasi). Perubahan juga mencakup penebalan dinding
rahim (uterus), kemudian menipis dan rontok, keluar melalui saluran
rahim. Pelepasan telur oleh indung telur ini terjadi secara periodik.
Bagian dari siklus haid adalah masa subur, yaitu waktu telur
dilepaskan. Masa subur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid. Pada waktu inilah seorang perempuan akan mudah hamil bila melakukan
hubungan seksual
Setelah berapa lama menstruasi akan berulang
kembali?
Pada kebanyakan perempuan, siklus haid berkisar antara 28 sampai
29 hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung dari 20 sampai 35
hari masih dianggap normal. Siklus menjadi teratur setelah tahun
pertama dan seterusnya.
Apakah siklus menstruasi selalu teratur?
Biasanya paling lambat setelah satu tahun sejak menstruasi pertama,
siklus menstruasi sudah mulai teratur. Namun bisa juga tidak, karena
dipengaruhi oleh kondisi emosional atau oleh perubahan kebiasaan.
Bila masa haid tetap tidak teratur sampai dua tahun sejak mulai
pertama haid, maka harus segera menghubungi dokter.
Apa keluhan yang biasa ditemui ketika menstruasi?
Rasa nyeri selama masa haid. Nyeri selama haid disebabkan karena
saluran uterus yang tidak dalam kondisi seperti biasanya. Rasa nyeri
dapat dikurangi melalui pengobatan. Namun demikian, untuk
penyembuhan nyeri haid yang parah, paling baik berkonsultasi ke
dokter.
Apa yang perlu diingatkan orang tua pada anak yang
sedang menstruasi?
Orang tua perlu terus mengingatkan kebersihan dan kesehatan selama
masa haid. Sarankan anak untuk mandi teratur dan mengganti pakaian
dalam setiap empat jam untuk mencegah infeksi.

Apakah benar selama masa menstruasi dilarang makan
makanan yang asam, seperti nanas misalnya?
Tidak, orangtua dapat juga membantu membetulkan kesalahpahaman
ini. Tidak ada larangan makan makanan asam karena menstruasi.
Apa yang harus diketahui oleh orangtua dan remaja
tentang mimpi basah?
Tubuh laki-laki pada awal pubertas akan memproduksi air-mani
(sperma) secara terus menerus. Secara alamiah air-maninya akan
keluar saat tidur, sering pada saat mimpi tentang seks, disebut “mimpi
basah”.
Ini adalah pengalaman yang normal bagi semua remaja laki-laki. Mimpi
basah adalah tanda seorang anak laki-laki telah memiliki kemampuan
bereproduksi.
Penting bagi orang
tua untuk
menginformasikan
kepada anaknya
bahwa mimpi basah
adalah proses
alamiah yang
sangat wajar.
Masalah ini seperti
halnya juga dengan
menstruasi pada
anak perempuan
harus dihadapi
dengan kewajaran.

MASTURBASI (ONANI):
SIKAP ORANG TUA MENANGANINYA
Apa itu masturbasi?
Masturbasi adalah perilaku merangsang diri sendiri untuk memperoleh
kenikmatan seksual. Masturbasi biasa dilakukan, khususnya oleh
remaja baik laki-laki maupun perempuan. Namun demikian menurut
penelitian, laki-laki lebih banyak melakukan masturbasi dari pada
perempuan.
Apakah mastrubasi ini normal?
Masturbasi masih tergolong normal. Orang punya kebutuhan untuk
mencari pelepasan seksual. Laki-laki sering melakukan masturbasi
untuk mengeluarkan air-mani yang mereka produksi. Namun demikian,
sedapat mungkin orang tua menghindarkan anak remaja untuk
bermasturbasi. Ini termasuk belajar mengendalikan diri yang penting
dalam mengembangkan rasa tanggung jawab serta melatih disiplin diri.
Kapan seorang anak dapat mulai melakukan
masturbasi?
Sesungguhnya, masturbasi dapat dimulai pada umur empat sampai
enam tahun, ketika seorang anak ingin tahu tentang organ-organ
seksnya.
Bagaimana sebaiknya orang tua bersikap, pertama, Jangan panik!
Namun adalah wajar jika orangtua kawatir kalau anaknya yang
berumur empat atau enam tahun itu terbiasa melakukan masturbasi,
misalnya untuk bisa tidur.
Banyak kasus seperti di atas yang sebenarnya terjadi karena anak sedang mencari belaian orang tua yang biasanya diperoleh waktu bayi.
Karena orang tuanya tidak merangsang, ia merangsang dirinya sendiri.
Bagaimana dengan mastrubasi pada masa remaja?
Dalam masa remaja, mastrubasi harus dilihat dalam pemahaman
sebagai suatu fase normal yang terkait dengan dorongan alami anak
laki-laki. Orangtua seharusnya tidak begitu mempersoalkan hal itu
seperti melihat sebuah kejahatan. Apalagi sampai mengatakan pada
anaknya hal-hal yang menakutkan seperti akan sakit kepala atau tidak
akan punya anak.
Kapan orang tua harus mulai mewaspadai mastrubasi
pada remaja?
Masturbasi pada remaja harus dipandang sebagai masalah psikologis
bila sudah menjadi kebiasaan yang tidak dapat dihentikan, atau
semata-mata untuk mencapai perasaan yang lebih baik. Bila terjadi
sehari-hari, masturbasi bisa juga merupakan suatu bentuk kelainan.
Mengapa remaja dapat melakukan masturbasi secara
berlebihan (menjadi rutinitas)?
Beberapa penyebab remaja akan melakukan masturbasi secara rutin
antara lain:
♦ sejak kecil sudah terbiasa bermasturbasi sehingga menjadi
bagian dari rutinitas sehari-hari;
♦ remaja tidak mampu menjalin hubungan dengan orang lain,
terutama terhadap lawan jenisnya, sehingga ia suka
mengkhayalkan seseorang sambil bermasturbasi;
♦ Terkadang mastrubasi juga disebabkan oleh masalah
psikologis yang lebih berat seperti deperesi, tidak mau berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya;
♦ frustrasi dan cemas karena tidak dapat memenuhi tuntutan
orang lain.
Apa akibatnya bila anak
bermastrubasi?
Anak-anak biasanya merasa
kebingungan, lebih seringnya merasa
bersalah karena bermasturbasi.
Sayangnya, kebanyakan tidak
mengatakan kecemasan mereka kepada
orangtua, karena takut terhadap reaksi
orang tua. Jadi mereka bicara dengan
teman-teman mereka.
Apa yang dapat dilakukan orang tua untuk menolong
anak remaja mereka?
Orangtua harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan masturbasi.
Kesempatan ini juga dapat digunakan untuk pendidikan seks, misalnya
menyinggung penyalahgunaan seks, serta tanggungjawab atau akibat
dari seks sebelum menikah.

Namun yang lebih penting adalah:
♦ menciptakan suasana rumah yang menyenangkan;
♦ santai;
♦ penuh kasih sayang;
♦ didukung dengan kegiatan-kegiatan rutin yang menarik.

Ada baiknya orang tua menganjurkan anaknya untuk sibuk melakukan
kegiatan positif. Bila energi anak tercurah ke hal positif, maka
diharapkan akan menghindari situasi-situasi yang mungkin mendorong
masturbasi.
Bagaimana sebaiknya reaksi orang tua bila anak
bermasturbasi?
Orangtua tidak perlu merasa malu dan harus menghukum anak karena
melakukan masturbasi, apalagi mengecam dengan kata-kata yang
menakutkan. Terkadang menghukuman untuk menghentikan anaknya
menyentuh alat kelaminnya, bukan tindakan yang bijaksana. Selain
dorongan untuk bermasturbasi sebenarnya masih ada, anak juga
semakin tidak percaya mencurahkan perasaannya kepada orang tua.
Hubungan orang tua dan anak bisa memburuk.
Apa akibat masturbasi pada anak dan apa yang perlu
disadari orang tua?
Untuk anak-anak belasan tahun dan yang lebih muda, akibat paling
serius adalah munculnya rasa malu dan rasa bersalah.
Masturbasi tidak pernah terbukti secara ilmiah dapat menyebabkan
sakit fisik atau mental yang serius, atau menyebabkan kemandulan
dan juga tidak menyebabkan tangan berbulu, retardasi mental, rambut
rontok, atau hal-hal lain yang hanya untuk menakut-nakuti saja.
Jadi orang tua perlu menyadari bahwa dampak dari masturbasi lebih
pada perasaan anak.

MELINDUNGI REMAJA DARI PENGARUH NEGATIF



Apa peran orang tua dalam melindungi anak dari
pengaruh negatif media massa?
Penyuluh perlu mengingatkan orang tua bahwa media massa punya
pengaruh besar terhadap remaja. Terkadang pengaruhnya buruk,
namun orangtua tidak dapat melarang remaja, misalnya untuk
menonton televisi, mendengarkan radio, kaset, atau pergi ke bioskop
karena mereka ingin sekali tahu bermacam hiburan dan informasi dari
sumber-sumber itu. Orang tua juga sukar mengontrol apa yang
diperoleh dari media massa karena remaja cenderung
membicarakannya dengan teman-teman sebaya, bukan dengan orang
tua.
Sekali lagi penyuluh mengingatkan bahwa orang tua dapat mengikuti
acara atau topik yang disukai anak remajanya dengan
mengembangkan sikap sebagai sahabat remaja. Katakan, jangan
segan sesekali orang tua ngobrol dalam suasana hangat,
memperbincangkan acara televisi, musik, atau film yang disukai anak.
Orang tua juga dapat memberi pendapat dan barangkali nonton
bersama. Dengan demikian tertanam kebiasaan berkomunikasi yang
sehat. Jadi orang tua tidak perlu melarang, tetapi ikut memilih
acaranya bersama.
Apa yang perlu dipersiapkan orang tua agar dapat
terus membina kebiasaan ini?
Yang perlu dipersiapkan orang tua adalah kesadaran akan pendapatpendapat
pribadi orang tua itu sendiri. Orang tua harus jujur pada anak
remajanya. Kebanyakan orang tua tidak punya cukup waktu untuk
nonton bersama, namun tidak berarti orang tua tidak dapat berperan.
Walaupun tidak menonton bersama, orang tua harus rajin menanyakan
acara-acara kesukaan anak dan saling memberi komentar. Namun
ingat, jangan terlalu memaksa agar anak dapat mengemukakan
pendapatnya.

ORANGTUA SAHABAT REMAJA

Goresan ini ditujukan sebagai bahan bagi penyuluh untuk membekali
orang tua agar dapat berkomunikasi dengan orang tua anak remaja.
Agar dapat lebih siap terhadap pertanyaan-pertanyaan orang tua,
penyuluh perlu dibekali informasi-informasi yang penting mengenai
remaja serta cara menangani masalah-masalah remaja. Dengan
adanya buku ini, diharapkan penyuluh dapat menambah pengetahuan
dan wawasannya sebagai nara sumber bagi masyarakat, khususnya
bagi orang tua.
MENJADI SAHABAT REMAJA
Mengajak orang tua untuk menjadi sahabat bagi anak remajanya
adalah kegiatan yang menarik. Banyak orang tua mulai menyadari
bahwa salah satu cara yang ideal untuk membina hubungan dengan
anak adalah dengan menjadi sahabat. Bukan zamannya lagi remaja
mau menerima sikap otoriter orang tua. Masalah remaja seringkali
terjadi hanya karena orang tua tidak mampu membina hubungan yang
harmonis dengan anak remajanya.
Beberapa hal berikut ini diperlukan agar orang tua dapat menjadi
sahabat bagi remajanya:
♦ Bersikap lebih terbuka terhadap anak;
♦ Tidak terlalu menuntut;
♦ Suasana komunikasi yang santai sebagai dua orang sahabat
memungkinkan anak dapat bercerita mengenai apa saja tanpa
merasa takut;
♦ Memahami keadaan/permasalahan anak sehingga mampu
memberi bantuan yang tepat, sekaligus menghindarkan anak
mencari jawaban di tempat yang salah;

REMAJA, INTAN YANG BELUM TERASAH

Perlu diingatkan kepada orang tua bahwa anak remaja tetaplah anak
yang diasuh sejak masih bayi dan tumbuh menjadi anak, tetapi kini
mereka ingin orang tua memandang dengan cara yang berbeda. Sikap
orang tua yang
berkenan dengan
perasaan anak
remaja akan
mendekatkan
hubungan mereka
selayaknya sahabat.
Orang tua yang
bersahabat
membantu remaja
menemukan jati diri
dan kemampuan
terbaiknya, serta
membimbing mereka
mengembangkan
keahliannya. Remaja
akan menjadi intan
yang berkilau
dengan sentuhan
orang tuanya.
Apa yang perlu dipersiapkan orang tua saat anak
menginjak usia remaja?
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua saat anaknya
menginjak remaja:

♦ mempersiapkan diri dengan menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai tumbuh kembang remaja dengan
maksud agar dapat lebih memahami anak remajanya;
♦ terus bersikap penuh pengertian terhadap persoalan yang
dihadapi remaja.
Bagaimana orang tua mengetahui bahwa seorang anak
mulai memasuki masa remaja?
Seorang anak dikatakan mulai masuk masa remaja bila sudah terjadi
perubahan fisik yang merupakan akibat dari perkembangan fungsi
reproduksi. Anak perempuan mulai mendapat menstruasi, dan anak
laki-laki mulai ejakulasi. Masa remaja adalah masa transisi dari anak
menjadi orang dewasa.
Bantulah orang tua mengenali tingkah laku anak di
usia remaja
Ada beberapa cirri tingkah laku anak di usia remaja antara lain:
♦ mulai berperilaku tidak seperti biasanya (sebelumnya);
♦ Kemauan anak sukar ditebak;
♦ sering berubah-ubah pendirian;
♦ bahkan terkadang tingkah laku dan ucapannya saling
bertentangan.
Kondisi di anak sangat umum dihadapi oleh remaja. Ini penting
diketahui oleh orang tua sehingga mereka tidak beranggapan bahwa
anak mereka bermasalah atau tiba-tiba menjadi asing dimata mereka.
Justru menjadi kewajiban orang tua untuk membantu remaja agar
mereka dapat mengerti keadaan dirinya.

Mengapa terjadi perubahan perilaku di usia remaja?
Banyak orang tua yang mengajukan pertanyaan di atas. Untuk itu
penyuluh dapat memberikan penjelasan bahwa:
♦ Seorang remaja sedang dalam proses mencari jati diri. Remaja
senang coba-coba terhadap diri sendiri; terkadang mengubah
identitas dan penampilannya. Remaja sangat peduli pada apa
yang dipikirkan orang lain tentang diri mereka.
♦ Perilaku mereka berubah-ubah dari waktu ke waktu tergantung
apa yang sedang disukai dan siapa orang yang penting saat
itu.
♦ Termasuk dalam masa mencari jati diri ini, mereka juga selalu
ingin mencoba seberapa hebat kemampuan dan keahlian
mereka. Terkadang mereka pergi jauh tanpa tujuan pasti
hanya untuk mengetahui seberapa jauh ia dapat pergi,
seberapa banyak ia dapat mencapai keinginannya, atau
sekedar membuktikan seberapa mandiri dia.
Dari mana mereka mencari jawaban atas rasa ingintahunya?
Penting diketahui oleh orang tua bahwa jika mereka tidak dapat
menjadi sahabat bagi remajanya maka remaja biasa mencari jawaban
atas rasa ingin-tahunya dari teman-temannya, atau dengan melakukan
sendiri tanpa bantuan siapapun.
Seringkali remaja beranggapan bahwa orang tuanya belum tentu
mengerti mengapa ia begitu ingin tahu, sehingga ia malas bertanya
pada orang tuanya. Selain itu remaja beranggapan bahwa kalaupun
bertanya ia sudah dapat memperkirakan jawabannya: yaitu jawaban
yang tidak jelas dan tidak memberinya tambahan informasi seperti

yang ia inginkan. Bagi remaja pada umumnya, keluarga punya peran
lebih kecil dibandingkan peran teman sebayanya.
Tetapi bukan berarti keluarga tidak penting lagi bagi remaja. Justru,
kanyataannya keluarga-lah yang paling menentukan. Remaja yang
berhasil melalui tahap perkembangan ini dengan baik ternyata adalah
remaja yang memperoleh dukungan penuh dari keluarga. Banyak bukti
bahwa keluarga menentukan bagaimana remaja kelak menjadi orang
dewasa.
Oleh karena itulah sangat penting bagi orang tua untuk menjadi
sahabat bagi remaja mereka agar dapat membantu mereka melewati
masa-masa sulit dalam hidup mereka untuk kemudian menuju menjadi
orang dewasa yang mandiri dan berhasil.

PERKEMBANGAN SEKSUALITAS DI MASA REMAJA
Banyak orang tua yang tidak mampu menjelaskan berbagai perubahan
fisik dan psikologis yang terjadi pada anak mereka ketika menginjak
remaja. Padahal anak memerlukan bantuan orang tuanya untuk
mengerti tentang hal tersebut. Bagi remaja perempuan misalnya
mengapa tiba-tiba alat kemaluannya mengeluarkan darah?, atau
payudaranya membesar, atau temannya telah mendapatkan
menstruasi sedangkan dirinya belum?, atau kenapa seorang remaja
putri tiba-tiba tidak bersedia lagi diajak oleh orang tuanya pergi
bersama dan lebih memilih pergi dengan teman prianya?, dsb.
Banyak orang tua yang karena bingung, justru menjadi khawatir
dengan perkembangan seksualitas anak remaja mereka. Untuk itu
perlu untuk selalu mengingatkan orang tua untuk bersikap lebih santai
terhadap perkembangan seksualitas anak remajanya.
Bagaimana orang tua dapat mengetahui bahwa anak
remaja mereka sedang mengalami perkembangan
seksualitas?
Tanda bahwa sedang terjadi perkembangan seksual remaja adalah
remaja mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis atau orang
lain. Remaja merasa senang bila ada orang yang sangat disukai, dan
terkadang mereka sudah mulai mengenal perasaan terhadap apa yang
Jelaskan bahwa sebenarnya masa remaja juga dapat dilihat sebagai
suatu proses alamiah yang indah dalam kehidupan anaknya. Masa
remaja dapat dilalui dengan baik dengan bantuan orang tuanya dalam
bentuk sikap bersahabat orang tua ditambah pemahaman akan
perkembangan seksualitas.

disebut pacar dan apa yang disebut teman biasa.
Tetapi remaja juga sering menunjukkan tanda perkembangan
seksualitas dengan cara yang salah seperti merokok, minum obat
terlarang, dan bahkan juga melakukan hubungan seksual. Sebenarnya
banyak di antara mereka melakukan hal itu hanya untuk menunjukkan
bahwa fungsi seksualnya sudah berkembang. Ia merasa bangga dan
ingin tahu sampai seberapa jauh kehebatannya.
Kapan puncak dari perkembangan seksualitas remaja?
Bila awal masa remaja ditandai dengan mencari jati diri, maka puncak
perkembangan seksual remaja adalah bila remaja sudah merasa
nyaman terhadap siapa dirinya. Ia tidak lagi coba-coba akan
identitasnya dan merasa bebas mengekspresikan diri apa adanya. Bila
ini terjadi berarti mereka telah berhasil melalui masa remaja menjadi
dewasa muda.

MEMBANTU ORANG TUA UNTUK MENGENALI
BERBAGAI PERUBAHAN PADA REMAJA
Masa remaja ditandai dengan beberapa perubahan, misalnya
perubahan fisik, emosi dan tingkah laku. Penyuluh perlu menekankan
bahwa penting bagi orang tua untuk mengamati perubahan ini.
1. PERUBAHAN FISIK
Kapan tepatnya mulai terjadi perubahan fisik?
Perubahan fisik umumnya terjadi pada usia 9 sampai 12 tahun,
namun perlu ditekankan bahwa ada perbedaan pada setiap anak.
Terkadang ada anak yang merasa tidak senang karena terlambat
dibandingkan teman-temannya. Awal perubahan anak laki-laki
dan perempuan juga berbeda. Biasanya anak perempuan matang
lebih dulu sehingga anak laki-laki merasa terganggu karena anak
perempuan menjadi lebih tinggi dari mereka. Di antara anak
perempuan, anak yang perkembangan fisiknya lebih awal juga
sering merasa “berbeda” di antara teman-teman sekelasnya.
Perubahan fisik apa yang biasanya terjadi pada anak
laki-laki?
Ada beberapa perubahan fisik yang biasa terjadi pada anak lakilaki
yang menandai bahwa anak masuk ke masa pubertas, antara
lain:
♦ bertambah besarnya ‘penis’ (batang kemaluan) dan buah
zakar pada sekitar umur 11 atau 12 tahun
♦ tumbuh bulu di perut bagian bawah, diikuti dengan
pertumbuhan rambut di ketiak, dan akhirnya di wajah.
Perubahan suara yang biasanya terjadi pada umur 14 atau
15 tahun
♦ Perubahan proporsi tubuh dimana bahu melebar tetapi
panggul tidak.
♦ inggi dan berat badan bertambah dengan pesat pada
kebanyakan anak laki-laki umur 12-15 tahun.
Apa perubahan fisik pada anak perempuan?
Perubahan fisik anak perempuan antara lain meliputi:
♦ Pertumbuhan fisik (berat dan tinggi badan) yang sangat
cepat pada usia antara 9 sampai 12 tahun. Namun setelah
12 tahun, pertumbuhan tinggi dan berat badan mulai lambat.
Menjelang umur 15 atau 16 tahun sudah tidak ada
penambahan tinggi badan lagi.
♦ Tanda-tanda seksualitas sekunder pada kebanyakan anak

perempuan mulai tampak pada umur 9 – 12 tahun. Pinggul
membentuk dan panggul melebar, buah dada membesar
dan rambut di bagian bawah perut dan di ketiak tumbuh.
Perubahan-perubahan itu biasanya (tidak selalu) terjadi
mengikuti urutan itu.
♦ Suara anak perempuan menjadi lebih ‘kaya’ dan ‘penuh’,
tetapi tidak begitu mencolok seperti pada laki-laki;
♦ Menstruasi pertama biasanya terjadi setelah buah dada telah
mulai membesar dan telah tumbuh bulu di sekitar alat vital.
Perlu dingatkan bahwa awal munculnya tanda-tanda seksualitas
sekunder bisa berbeda-beda dari individu ke individu, namun
biasanya yang tumbuh lebih awal, menstruasi juga terjadi lebih
dahulu.

Bagaimana remaja menerima perubahan fisik?
Akibat adanya pertumbuhan fisik, proporsi tubuh remaja juga
berubah, sehingga sering membuat remaja merasa canggung
dengan tubuhnya sendiri. Tetapi perubahan yang paling
dicemaskan adalah munculnya jerawat.
Baik remaja laki-laki maupun perempuan sangat peduli terhadap
perubahan-perubahan dalam tubuhnya. Mereka membandingbandingkannya
dengan teman-teman untuk melihat apakah
dirinya normal atau tidak. Untuk penampilannya, mereka butuh
pendapat orang lain, terutama pendapat orang tua. Kalau berbeda
dengan teman-temannya, mereka ingin orang tuanya memberi
keyakinan bahwa perbedaan itu tidak apa-apa; jadi bukan karena
ada sesuatu yang salah pada diri mereka.
Dalam kondisi inilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
berkomunikasi secara terbuka dengan anak dan menjelaskan
bahwa sesungguhnya kesemuanya itu adalah suatu proses
alamiah yang normal dan membantu anak agar mereka dapat
menerima keadaan diri mereka seperti apa adanya.
2. PERUBAHAN EMOSI DAN TINGKAH LAKU
Perubahan emosi di masa remaja sangat besar. Hal ini dapat
dimengerti karena emosi mereka kini adalah perubahan dari
emosi anak-anak tetapi kini pengetahuan dan wawasan mereka
sudah lebih luas. Jadi kadang-kadang muncul “pertentanganpertentangan”
dalam diri remaja.
Masalah yang tadinya sudah tidak dipedulikan lagi, kini dipikirkan
lagi dengan cara yang berbeda sehingga mereka menjadi
gundah. Remaja mengekspresikan perubahan emosi ini dalam
banyak cara yang unik seperti “menggantung perasaan” (merasa
tidak nyaman tetapi tidak segera berbuat sesuai atau mengambil

keputusan), meledak-ledak (marah tak karuan, senang sampai
loncat-loncat), menarik diri (menutup diri, tidak ingin bertemu
dengan siapa-siapa), menolak bicara (diam walaupun punya
pendapat dan pikiran sendiri).
Bagaimana akibat perubahan emosi pada tingkah
lakunya?
Pada satu saat remaja tampak manja dan bersahabat, saat
berikutnya tampak “sengit” dan “cuek”. Tingkah laku yang tidak
konsisten dari waktu ke waktu ini menujukkan bahwa mereka
masih berada dalam suatu proses yang belum selesai menuju
kedewasaan.
Remaja itu anak atau orang dewasa?
Remaja sering bingung pada orang-orang di sekitarnya. Suatu
saat ia dikatakan terlalu muda untuk pergi ke pesta hingga tengah
malam. Di lain waktu ia dianggap sudah cukup dewasa untuk
mengetahui kewajibannya sebagai murid sekolah. Jadi ia terlalu
muda atau sudah cukup dewasa?

Dalam hal ini penyuluh mungkin perlu mengingatkan orang tua
agar menyadari apa yang dituntut dari anak remajanya, serta
mencari tahu bagaimana reaksi anak remajanya atas tuntutantuntutan
orang tua. Orang tua perlu memberi pengertian bahwa
pada masa remaja, mereka memang seringkali sudah dapat diberi
tanggung jawab terutama yang berkaitan dengan kemandiriannya,
tetapi dianggap belum cukup pengalaman untuk hal yang lebih
rumit sehingga perlu bimbingan orang tua.
Bagaimana remaja mengekspresikan emosinya?
Remaja tidak selalu dapat mengekspresikan emosinya.
Sebenarnya, remaja, seperti halnya ketika mereka masih kecil

tetap perlu perhatian. Tetapi kini tidak lagi menunjukkannya
secara terbuka dan spontan. Akibatnya ekspresi emosi dan
tingkah lakunya “tidak wajar” di mata orang tuanya. Mereka
disalahkan, dianggap aneh atau dianggap tidak baik. Padahal
semua “ketidak wajaran” itu hanyalah keinginan remaja untuk
diperhatikan orang tuanya.
Sampai kapan “keanehan” tingkah laku ini terjadi?
Pada umumnya itu akan berakhir sampai masa remaja berakhir
(kira-kira usia 18-19 tahun). Pada anak yang sukar diatur, mereka
bisa terus menerus bertentangan dengan orang tua. Ini karena
harapan mereka berbeda dengan harapan orang tua mereka.
Sedangkan harapan dan keingingan mereka sendiri juga terus
berubah dan mengakibatkan gejolak emosi.
Pada kasus yang parah, remaja membutuhkan penanganan yang
khusus dan tepat, tidak hanya dari orang tuanya tetapi juga
bantuan orang lain. Bisa dengan mengikuti kursus, bimbingan
karir dari profesional atau konseling dengan “orang yang dituakan,
dipercaya, dianggap peduli dan bersikap netral” seperti
PakDe/BuDe/Uwak, Uztad/Romo, guru sekolah, Pak RT/RW, Pak
Lurah dan lain sebagainya.

PERAN ORANG TUA DALAM MASA TUMBUH
KEMBANG REMAJA
Orang tua penting untuk disadarkan bahwa mereka sangat berperan
dalam membantu anak remaja mereka melewati masa remajanya
dengan baik. Penting juga untuk disadarkan kepada orang tua bahwa
berbagai perubahan/gejolak yang dialami oleh anak remaja mereka
adalah sesuatu yang alamiah dan tidak terhindarkan. Anak remaja
dalam kebingungan menghadapi hal itu dan justru mereka sangat
mengharapkan bantuan orang tua, namun mereka sulit
mengungkapkannya. Oleh karena itu orang tualah yang harus secara
arif dan bijaksana mendekatkan diri kepada anak remaja untuk menjadi
sahabat bagi remaja mereka.
Mengapa orang tua dibutuhkan anak remajanya?
♦ Karena hanya
dengan melibatkan
orang tua, masalah
remaja dapat
diselesaikan
dengan baik dan
tuntas.
♦ Remaja seringkali
berpikir bahwa
masalahnya tidak
akan dimengerti
orang tua dan
bersifat sangat
pribadi.
♦ Dalam
kenyataannya remaja belum mampu benar memecahkan
masalahnya tanpa bimbingan orang tuanya.
♦ Remaja yang tidak mengkomunikasikan masalah dengan
orang tuanya akan terbelit masalah berkepanjangan, dan akan
meninggalkan luka yang terbawa hingga dewasa, yang kelak
hanya akan menyebabkan masalah lain yang lebih rumit di
masa dewasa.
Jadi, apa peran orang tua bagi dalam mengembangkan
kemampuan mengatasi masalah?
Ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam
membantu anak remaja mereka antara lain:
♦ Memberikan pemikiran dan pertimbangan (bukan memutuskan
apalagi menuntut) kepada remaja tentang
alternatifpenyelesaian masalah yang dihadapi;
♦ Menanamkan nilai-nilai perilaku yang baik melalui diskusi dan
komunikasi dua arah;
♦ Membantu mengembangkan potensi yang ada di dalam diri
remaja memalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk
memutuskan sendiri penyelesaian masalah yang dihadapi
berdasarkan alternatif yang diberikan oleh orang tua;
♦ Meningkatkan kepercayaan diri pada remaja dengan memberi
kesempatan kepada mereka untuk memutuskan sendiri
penyelesaian masalah yang mereka hadapi. Jika mereka
berhasil memutuskan permasalahan tersebut dengan baik
maka orang tua perlu memberikan “penghargaan” (tidak harus
dalam bentuk materi) sebaliknya jika ternyata keputusan yang
diambil oleh remaja masih salah maka dilakukan diskusi agar
hal tersebut tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Jadi orang tua berperan dalam mengembangkan kemampuan anak
untuk menjadi anak yang berguna tidak hanya bagi dirinya sendiri
tetapi juga untuk lingkungannya.
Bagaimana orang tua menanamkan nilai-nilai baikburuk?
Remaja bertingkahlaku berdasarkan apa yang dipelajarinya dari
lingkungan. Dalam hal ini karena keluarga adalah lingkungan yang
terdekat bagi remaja maka remaja dalam mengambil keputusan, apa
yang boleh dan apa yang tidak, mana yang baik dan mana yang salah
sangat tergantung dari pengamatan mereka tentang apa yang terjadi
dalam keluarga. Oleh sebab itu pandangan, sikap, dan tingkah laku
orangtua sangat penting bagi pembentukan tingkah laku mereka di
masa yang akan datang.
Remaja yang tumbuh dengan orang tua yang tidak dapat memberi
contoh yang jelas, tidak dapat mananamkan nilai-nilai dan standar
yang jelas cenderung akan menjadi orang dewasa yang tidak
“matang”.
Setiap kali remaja dihadapkan pada pilihan ia merasa kebingungan
karena tidak tahu apa yang benar dan salah, karena itu ia sering salah
memilih dan mendapatkan reaksi negatif baik dari orang tua maupun
dari masyarakat. Akibatnya remaja terus menerus kebingungan
berinteraksi dengan masyarakat. Sepanjang hidupnya ia akan terus
mengalami perubahan nilai dan standar. Dengan demikian sukar
baginya untuk merasa bebas memilih.
HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN SEKSUALITAS
SECARA UMUM
Setelah memahami perubahan fisik, emosi dan tingkah laku, orang tua
perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pertumbuhan seksualitas. Hal ini sangat penting karena orang
tua biasanya tidak siap membicarakan masalah sekitar seksual dengan
remaja mereka padahal hal tersebut penting sekali.
Mengapa orang tua perlu mengetahui hal-hal itu?
Agar remaja memperoleh informasi yang memadai dan akurat. Mudah
sekali bagi remaja untuk mencari informasi dari sumber lain, tetapi
apakah informasi itu tidak menyesatkan? Agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan, perlu selayaknya orang tua dibekali dengan
pengetahuan ini.

FASILITASI PROSES BELAJAR AKTIF KESEHATAN REPRODUKSI

Apa Yang Disebut Fasilitator Dan Fasilitasi ?
Fasilitator adalah orang yang membantu peserta belajar untuk memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan melalui sebuah proses belajar aktif. Fasilitator dalam proses belajar aktif
berbeda dengan guru dalam pengajaran secara tradisional. Dalam pengajaran tradisional
seorang guru menyampaikan pengetahuannya kepada murid. Sedangkan dalam proses
belajar aktif, seorang fasilitator membantu kelompok (memfasilitasi) peserta pelatihan
mencari dan menemukan ide-ide sendiri serta menyimpulkannya. Fasilitator tidak pernah
mendahului dalam membuat kesimpulan. Fasilitator boleh memperbaiki pandanganpandangan
yang salah pada saat yang tepat dalam proses diskusi maupun kegiatan lain
selama pelatihan. Manual ini dibuat untuk sebuah proses fasilitasi proses belajar aktif
seperti itu.
Pendekatan Apa Yang Paling Tepat Dalam Proses Belajar Aktif Bagi
Anak Usia 10-14 Tahun?
Kelompok usia 10 - 14 tahun sering disebut sebagai “The concrete learner“ karena berada
pada taraf pemahaman konkrit-operasional. Mereka cenderung belajar sesuatu yang berasal
dari pengalaman nyata. Mereka masih sulit memahami hal-hal yang disampaikan secara
abstrak, dimana mereka harus membayangkan sesuatu yang belum pernah mereka alami,
ataupun mengambil kesimpulan hanya dari logika orang lain.
melalui teknik “mendengar“, seseorang dapat memperoleh 25% pemahaman; melalui
“mendengar dan melihat“ seseorang memperoleh 50% pemahaman; tetapi melalui
teknik “mendengar, melihat dan mengalami“ seorang peserta pelatihan dapat
memperoleh 75% - 100% pemahaman mengenai suatu tema pelatihan.
Pendekatan yang paling tepat dalam menghadapi anak/remaja
usia ini adalah :
1. Belajar melalui pengalaman-pengalaman kecil yang konkrit (Experiential learning)
dengan cara bermain, bermain peran, simulasi, diskusi kelompok, dll. dimana terjadi
kombinasi antara “mendengar, melihat dan mengalami“.
2. Melibatkan peserta proses belajar secara aktif dalam setiap tahapan penyampaian
materi sejak awal sampai akhir (Partisipatoris)
4 Proses Belajar Aktif Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Terbuka, peserta difasilitasi untuk mengungkapkan berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang sudah dimiliki
4. Bersikap Netral, tidak menghakimi atau menyalahkan peserta (Non judgemental).
Pikiran dan perasaan peserta harus dihargai, dihormati dan justru dikoreksi bila perlu.
5. Reflektif, yaitu anak selalu diberi kesempatan untuk menggali pengetahuan dan
pengalaman pribadinya sehingga dapat merasa bahwa apa yang disampaikan adalah
sesuatu yang merupakan bagian dari dirinya
Ingat :
Remaja berhak memperoleh informasi yang benar, objektif, akurat, jujur mengenai
kesehatan reproduksi dan seksualitas. Karena itu orang dewasa yang akan
menggunakan manual ini perlu mempersiapkan diri untuk menggunakan manual ini
secara benar dengan tidak membiarkan nilai-nilai pribadinya (agama, moral, budaya,
pandangan, dll) mempengaruhi materi.

BEBERAPA ISTILAH DALAM MANUAL INI



* REMAJA, adalah orang yang masuk dalam kelompok usia 10 - 19 tahun (IPPF/PKBI).
Kelompok ini juga masih dapat disebut anak (0 - 18 tahun) sesuai dengan definisi
Undang-undang Perlindungan Anak Indonesia.
* MASA REMAJA adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (10 -
24 tahun).
* PUBERTAS, masa terjadinya perubahan-perubahan fungsi fisiologis atau karakteristik
seksual primer (kematangan organ-organ seksual), dan perubahan fisik atau karakteristik
seksual sekunder (penampilan fisik, bentuk tubuh, proporsi tubuh).
* REPRODUKSI, berasal dari kata re yang artinya kembali, dan produksi yang artinya
membuat atau menghasilkan. Reproduksi adalah sebuah proses kehidupan manusia
dalam menghasilkan keturunan.
* ORGAN REPRODUKSI, adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
reproduksi manusia.
* KESEHATAN REPRODUKSI, adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi
dan proses reproduksi. Pengertian sehat tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit
atau kecacatan fisik, melainkan juga sehat secara mental, sosial dan kultural.
* SEKS DAN SEKSUALITAS, Seks berarti jenis kelamin. Segala sesuatu yang berhubungan
dengan jenis kelamin disebut seksualitas. Seksualitas menyangkut berbagi dimensi
yang sangat luas, diantaranya biologis (anatomi, fungsi alat reproduksi), psikologis
(fungsi seksual, emosi & motivasi terhadap seksualitas, dll), sosial (seksualitas dalam
hubungan antar manusia, sesuai dengan lingkungan sosial, dll), dan kultural (nilai-nilai
budaya, moral, dll).

Proses belajar aktif kesehatan reproduksi Remaja

Proses belajar aktif
kesehatan reproduksi Remaja


SEKAPUR SIRIH


Dari dulu sampai sekarang masih sering kita mendengar bahwa pembicaraan tentang
seks dan/atau seksualitas adalah pembicaraan yang tabu atau tidak pantas dan karena
itu tidak perlu dibicarakan.
Bila sikap orang tua & orang dewasa lainnya masih sama, maka jelas anak-anak dan remaja
tidak akan pernah mendapat pemahaman yang memadai tentang seks dan seksualitas,
padahal seks dan seksualitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
fisik dan emosi anak atau remaja. Mengapa mereka tidak boleh memperoleh informasi
yang baik dan benar mengeni seluk beluk tubuhnya sendiri dan mengenai berbagai
perubahan yang akan atau sudah terjadi pada tubuh maupun perasaannya ?
Masih banyak orang dewasa akan menjawab : “kelak, mereka toh akan tahu sendiri”.
Anggapan dasar pernyataan tersebut adalah bahwa anak dan remaja toh akan tahu seks
pada saat yang tepat yaitu dalam sebuah perkawinan.
Faktanya, sebelum mereka “tahu sendiri“ berbagai risiko dan bencana sudah mereka
hadapi bahkan alami. Faktanya - seperti dibuktikan oleh berbagai penelitian di berbagai
wilayah Indonesia - jumlah anak dan remaja yang sudah melakukan hubungan seks -
sebelum mereka memahami risiko hubungan seks - cukup tinggi dan terus meningkat.
Jumlah remaja yang tertular HIV/AIDS karena perilaku seksual yang tidak aman sangat
tinggi. Jumlah remaja yang mengalami kehamilan tak diharapkan dan diantaranya melakukan
aborsi dengan segala risikonya terus meningkat. Fakta tersebut serupa dengan penggunaan
narkoba : “sebelum mereka tahu sendiri“, banyak remaja sudah terjebak dalam penggunaan
narkoba, tertular HIV, bahkan meninggal karena overdosis.
Semua itu terjadi karena orang tua dan orang dewasa beranggapan “kelak mereka akan
tahu sendiri“ dan karena itu “terlambat“ mencegah risiko-risiko yang dihadapi remaja.
Sekarang kita tidak boleh terlambat lagi!! Orang dewasa wajib membekali anak dan
remaja dengan berbagai informasi dan sikap mental yang bisa melindungi mereka dari
bencana, termasuk kesehatan reproduksi dan seksualitasnya. Semoga manual ini menjawab
kebutuhan tersebut.

Cara Mengahapi Stres

Pertama-tama, anda harus belajar mengenali stres:
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik. Hal-hal ini meliputi kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Jika anda merasa stres mengaruhi pelajaran anda,
langkah pertama adalah mencari bantuan melalui pusat koseling di sekolah anda.
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memeberi tuntutan yang berlebihan. Apa yang dapat anda lakukan untuk mengatur stres anda? Strategi-strategi apa yang ada?
Perhatikan lingkunga sekitar anda
Lihatlah mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau kendalikan dalam situasi tersebut. Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda
Meditasi dan latihan pernafasan telah terbukti efektif dalam mengendalikan stress. Berlatihlah untuk menjernihkan pikiran anda dari pikiran-pikiran yang menggangu.
Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan
Beri diri anda kesempatan untuk beristirahat biarpun hanya untuk beberapa saat setiap hari. Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri
Dengan mengurangi jumlah kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup anda, anda akan dapat mengurangi beban yang berlebihan.
Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele
Cobalah untuk memprioritaskan beberpa hal yang benar-benar penting dan biarkan yang lainnya mengikuti. Jangan membebani diri anda secara berlebihan
dengan mengeluh mengenai seluruh beban kerja anda. Tangani setiap tugas sebagaimana mestinya, atau tangani secara selektif dengan memperhatikan beberapa prioritas.
Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi
Tapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan kendalikan reaksi anda terhadap hal ini. Ubahlah cara pandang anda
Belajarlah untuk mengenali stress. Tingkatkan reaksi tubuh anda dan buatlah pengaturan diri terhadap stress.
Hindari reaksi yang berlebihan;
Mengapa harus membenci jika sedikit tidak suka sudah cukup? Mengapa harus merasa bingung jika cukup dengan hanya merasa gugup? Mengapa harus mengamuk jika marah saja sudah cukup? Mengapa harus depresi ketika cukup dengan merasa sedih? Lakukan sesuatu untuk orang lain
Untuk melepaskan pikiran dari masalah anda sendiri.
Tidur secukupnya
Kurang istirahat hanya akan memperburuk stress. Hindari stress
Dengan kegiatan-kegiatan fisik, misalnya jogging, tennis ataupun berkebun.
Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar
Alkohol dan obat-obatan dapat menyembunyikan stres. Namun tidak dapat membantu memecahkan masalah. Tingkatkan ketahanan diri anda
Yang harus digarisbawahi dari manajemen stress adalah ?Saya membuat diri saya sendiri sedih?.
Cobalah untuk ?memanfaatkan? stress
Jika anda tidak dapat melawan apa yang mengganggu anda, dan anda tidak dapat menghindar darinya, berjalanlah seiring dengannya dan cobalah untuk memanfaatkannya secara produktif.
Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan baik daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi. ?Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan.? All Stress Up, St. Paul Pioneer Press Dispatch, hal 8B, Senin, 30 November 1998.

Yang terpenting, jika stress menempatkan anda dalam keadaan yang tidak teratasi atau mengganggu kegiatan sekolah anda, kehidupan sosial ataupun kehidupan kerja, carilah bantuan ahli di pusat konseling sekolah anda.

Cara Belajar Yang Baik

Belajar adalah melihat, mendengar, memperhatikan, mempelajari, dan kegiatan lain yang menunjang dengan tujuan orang yang belajar bisa memahami apa yang sedang dipelajarinya.

Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah maupun di kampus ketika jam pelajaran berlangsung yang dibimbing oleh Bapak guru atau Ibu dosen. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah, baik dengan PR (pekerjaan rumah) maupun tidak. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru dan waktu yang sedikit mengakibatkan dampak yang tidak baik.

Nah, bagaimana belajar yang baik? Apa kuncinya? Berikut ini tips-tips nya:

Pertama, Niat dan berdoa.

Kalau tidak ada niat, belajar sekeras apapun tidak ada gunanya. Berdoalah kepada Tuhan YME agar proses belajar dapat dimudahkan oleh-Nya.

Kedua, Membaca.

Kamu harus rajin membaca, karena dengan membaca,

wawasan kita akan bertambah luas.

Ketiga, Selalu membuat ringkasan pelajaran.

Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana, sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada.

Keempat, Rajin mengulang pelajaran.

Jangan bosan mengulang apa yang baru saja dipelajari, sehingga diharapkan hal yang sudah dipelajari selalu tersimpan di ingatan kita.

Kelima, Belajar dengan serius dan tekun.

Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian.

Keenam, Hindari belajar berlebihan. Bila menjelang ujian, biasanya para pelajar belajar semalam suntuk alias sistem SKS (sistem kebut semalam). Cara seperti ini sebaiknya dihindari, karena pelajaran yang kamu pelajari pun tidak akan masuk sepenuhnya dan dapat merusak kesehatan juga. Justru, bila esok harinya kamu akan ujian, ada baiknya kamu tidur tepat waktu.

Ketujuh, Aktiflah dalam bertanya.

Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakanlah kepada guru, teman atau orang tua. Semakin banyak bertanya, maka kita akan selalu ingat dengan jawabannya.

Kedelapan, Belajar kelompok.

Belajar kelompok juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan. Dengan adanya teman, acara belajar kamu jadi lebih semangat dan bisa sama-sama mencari jawaban dari soal yang paling sulit sekalipun.

Begitulah tips cara belajar yang baik, semoga bermanfaat untuk kita semua, khususnya buat Echa... ^_^

Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui
• diri sendiri
• kemampuan belajar anda
• proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
• minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.
Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
Mulai dengan masa lalu Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
What was your experience about how you learn? Did you
• senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
• mengetahui cara menringkas?
• tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
• meninjau kembali?
• punya akses ke informasi dari banyak sumber?
• menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
•memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?
Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?
Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?
Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,
persoalan utama Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?
Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?
Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?
Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?
Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?
Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?
Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?