Blogroll

| Gabung dalam Komunitas Kami :  

Jam

Arsip Blog

About

Senin, 10 Januari 2011

Remaja Narkoba Dan Miras

Selasa, 11 Januari 2011

Remaja Narkoba Dan Miras

Remaja dan masalah Narkoba/Miras

Beberapa remaja dapat terjerumus ke dalam masalahnarkoba dan miras karena pengaruh dari lingkungan pergaulan. Mereka yang memakai selalu mempunyai “kelompok pemakai”. Awalnya seseorang hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan.

Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri atau keluarganya, sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman khususnya. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan modern” biasanya mendorong mereka kepada pemakaian secara berkelompok.

Apabila seseorang telah menjadi terbiasa memakainya dan karena mudah untuk mendapatkannya, maka dia akan mulai memakainya sendiri sampai tahu-tahu telah menjadi ketagihan dan sulit disembuhkan.

Menjerat kehidupan remaja

Jika memakai Narkoba/Miras telah menjadi kebiasaan, maka kita menjadi ketagihan sehingga sulit menghilangkan keinginan untuk menggunakannya. Sulit menghilangkan, karena zat-zat itu telah meresap ke dalam tubuh dan perasaan, sehingga “menuntut” untuk dipenuhi.

Obat atau minuman keras itu memang menimbulkan efek ketergantungan, namun yang terutama sebenarnya adalah ketergantungan pada kelompok, yaitu adanya rasa “diakui” mempunyai identitas yang sama dengan mereka, yaitu teman-teman sekelompoknya yang “modern dan pemberani”.

Meskipun demikian ketagihan obat memang dapat menimbulkan “demam’ atau “rasa nyeri” yang berlebihan dan baru akan sembuh jika yang bersangkutan menggunakan obat itu. Maka orang yang telah ketagihan, tidak jarang menjadi pencuri, pemalak, atau mendapatkan apa saja untuk dipakai membeli narkoba.

Jangan sampai terpengaruh 

Mereka yang tidak terjerumus ke masalah Narkoba/Miras adalah karena “tidak mau” terpengaruh oleh teman bermain atau lingkungannya. Mereka tahu hal itu “barang haram” yang dilarang agama, dan apabila sampai terjerumus maka resikonya akan sangat besar bagi kesehatan dan keselamatan diri mereka sendiri, termasuk bagi kehidupan sosial ekonomi keluarga dan masyarakatnya.

Menghindari kecanduan

Jangan Pernah Berpikir Untuk Mencoba. Pikiran bahwa “..Aku hanya mencoba dan gampang untuk berhenti….” adalah pikiran yang berbahaya dan salah untuk persoalan Narkoba. 

Menghindarkan diri  dari pemakaian Narkoba/Miras adalah dengan sikap menolak untuk memakainya, karena sadar penuh terhadap konsekwensi yang diakibatkannya. Sikap menolak yang pertama adalah menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan sulit untuk bisa menolak tawaran. 

Sikap menolak yang lain adalah tidak mau ikut-ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari-hari tetap bergaul biasa dengan mereka, hanya saja kita tidak usah sungkan-sungkan untuk menyatakan “tidak” jika ditawari untuk ikut memakainya.

Contoh pernyataan menolak secara biasa saja adalah seperti: “nggak ah, itu berbahaya...”, “nggak ah, kalau nyobain nanti kebablasan...”, “nggak ah, saya tidak biasa pakai kog...”; “nggak ah, itu nggak boleh....”. Sikap menolak secara keras mungkin perlu dilakukan jika seseorang mendesak anda dengan keras. Cukup katakan dengan tegas dan penuh percaya diri: “tidak!!”

Jika kita merasa tidak mampu mengatasi bujukan orang yang menginginkanmu menjadi pemakai maka jangan segan-segan minta bantuan atau nasehat dari orang yang kita percayai.

Kelola diri, jauhi narkoba/miras

Pada prinsipnya para remaja harus melaksanakan kehidupan secara seimbang, yaitu memenuhi berbagai kebutuhan baik fisik, sosial, mental, maupun spiritual. Untuk selalu diingat adalah berbagai kegiatan ini dilakukan oleh kita sehari-hari :
  • aktif memegang teguh norma-norma agama dan sosial kemasyarakatan.
  • aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan.
  • aktif melakukan gerak badan dan olah raga secara berkelompok, 2-3 kali seminggu .
  • aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman.
  • aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai ketrampilan.
  • istirahat yang cukup, 7-8 jam sehari.
  • makan yang cukup dengan gizi seimbang dan jam makan yang teratur, usahakan bersama keluarga.
  • hadapi persoalan hidup dengan tanpa terlalu takut, panik atau stress karena pasti akan dapat diselesaikan seiring dengan berjalannya waktu.
  • jangan menyimpan “persoalan tidak enak”, tapi ceritakan kepada orang lain.
  • percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur.
  • kita hanya wajib menjalani dengan sebaik-baiknya sehingga tidak perlu “neko-neko”.
  • Jangan mudah menerima sesuatu seperti permen atau cemil-cemilan dari orang yang tidak kita kenal atau orang yang kita kenal namun tidak kita percayai.

Peran aktif dalam memberantas narkoba/miras

Buatlah kelompok kegiatan yang bersifat produktif di lingkungan masing-masing. Bersatulah dalam kelompok tersebut dan saling terbuka untuk membicarakan kesulitan masing-masing terutama jika ada anggota yang mendapat bujukan dari orang yang telah menjadi pemakai.

Ajaklah remaja lain untuk bergabung dalam kegiatan kelompok tersebut. Hubungilah aparat yang berwenang (dapat melalui telpon atau surat tanpa mencantumkan identitas yang jelas jika hal tersebut membahayakan diri dan masyarakat sekitar).

Hal yang perlu dilakukan jika mengetahui ada orang yang kecanduan di sekitar kita

Ingatkah bahwa masalah narkoba dan miras adalah masalah kita bersama. Semua orang dapat mengalaminya. Karena itu janganlah mengucilkan atau menjauhi mereka yang terkena narkoba dan miras. Sebaliknya rangkulah mereka dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Dukunglah dan bantulah keluarga korban untuk secara bersama-sama menolong korban. Jika mengalami banyak hambatan dalam membantu korban, rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu.

Seks Bebas

Selasa, 11 Januari 2011

Apa Sih Seks Bebas Itu ?


Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja, atau kaum lajang,  bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Klik Disini tukmengetahui resiko-resiko Aborsi. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV.

REMAJA UNTUK KE DEPAN .......

Remaja dan Aspek Psikososial

Banyak yang bilang masa remaja adalah masa yang paling indah (duh… seperti di alam mimpi ya) karena di masa remaja banyak perubahan yang kita alami, mulai dari perubahan fisik sampai psikologi. Dan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk masyarakat.
Segala macam aspek hubungan sosial dengan kawan, orangtua, ataupun guru bisa disebut dengan aspek psikososial.
Masa remaja yang kita alami ini merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia, mau atau tidak mau pasti kita mengalaminya. Pada masa ini, berlangsung proses-proses perubahan secara biologis juga perubahan psikologis yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media massa. Kita yang berada di masa remaja ini juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan pada saat yang bersamaan kita mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap baru orang dewasa. Selain itu, kita yang remaja ini juga dihadapkan pada tuntutan yang terkadang bertentangan, baik dari orangtua, guru, teman sebaya, maupun masyarakat di sekitar. Kita bisa-bisa menjadi bingung karena masing-masing memberikan tuntutan yang berbeda-beda tergantung pada nilai, norma, atau standar yang digunakan.
Intinya aspek psikososial bisa didefinisikan sebagai aspek yang ada hubungannya dengan kejiwaan kita dan sosial. Kejiwaan tentu saja berasal dari dalam diri kita, sedangkan aspek sosial berasal dari luar (eksternal). Kedua aspek ini sangat berpengaruh kala masa pertumbuhan kita.
Kadang yang lebih berpengaruh justru bukan aspek kejiwaan, melainkan aspek eksternal. Misalnya, media massa membangun imej remaja putri yang oke adalah yang berkulit putih, bertubuh langsing, dan berpayudara besar. Demi mengejar body image seperti itu, banyak yang termakan dan berusaha menjadi imej seperti yang dikatakan di media massa.
Sudah saatnya perubahan diri terjadi bukan dari luar, melainkan dari dalam diri kita sendiri karena seharusnya aspek psikososial berlangsung secara seimbang. Pengaruh dari luar harusnya mampu mengubah kita menjadi manusia yang lebih baik. Dengan kondisi ini, diharapkan interaksi aspek psikologi dan sosial dapat menjadi positif, yang pada akhirnya dapat berdampak positif pada pembentukan identitas diri kita. ……….( Selamat Menjadi Remaja Yang Sukses )……